Lalu dari semakin banyak dan berkembangnya bisnis itu entah kenapa ada aja yang membujuk aku untuk merantau dan semakin membuat berperangnya isi pikiranku antar ingin merantau atau tidak merantau. Singkat cerita bisnis yang aku buat dari lama dari kampung ini dan dari pemberian ayahku sudah semakin berkembang dan maju. Lalu ada satu teman ku dari kampung yang sudah balik dari sekitar kampung ku, entah dia memberikan sebuah angan-angan untuk saya bisa membesarkan bisnis ku ini dengan memberikan kepada teman ku ini yang katanya adalah investasi dan aku sebenarnya tidak tau apa investasi. Sampai disuatu ketika dia memberikan imbalan-imbalan jika aku memeberikan dana kedia dan dibawa ke kota dan ketika berlaba dia akan memberikanya kepadaku. Lalu entah bodoh atau gila aku memberikan setengah hasil dan jerih payahku kepadanya. Dengan penuh pemikiran negtif terhadap hal tersebut, tapi dia terus meyakinkaku untuk percaya kepadanya. Ibuku pun merasakanya bahwa ada yang janggal terhadap bisnis yang aku kok semakin ada masalah keuangan padahal bisnis tersebut masih dalam hal positif dan terus berkembang. Oh iya, bisni yang aku lakukan adalah bisnis antar kampung disekitaran kampungku, dan singkat cerita aku benar-benar ketipu oleh teman aku sendiri. Teryata uang yang aku berikan dia gunakan untuk menyuap seorang hakim untuk membebaskan dia dari masalah korupsi yang dia lakukan di kota.
Kemudian setelah itu aku ingin menyusul dia dan mencari dia di kota agar dia memabayar utang dia atau uang yang saya berikan kepada dia. Lalu ibu ku berkata “ tidak usah dicari dia di kota, relakan saja uang yang telah terberikan tersebut, iklas agar apa yang telah diberikan diganti sama yang baru oleh Tuhan” mendengra hal itu aku tergugah kembali oleh ucapan ibuku, dan mengurungkan niatku untuk mencari dia ke kota untuk bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat kepada saya. Teman saya itu tinggal dikota karena keluarganya sudah tidak ada dikampung ini dan kemaren dia pulang kampung hanya mencari orang yang bisa membantu dia. Singkat cerita aku mencoba kembali memperbaiki usahaku yang kekurangan dana tersebut hingga akhirnya bisa kembali baik dari usaha sendiri tanpa melibatkan bank atau pihak ketiga. Ketika aku sudah kurang memikirkan teman yang dikota, bertambahlah masalahku ketika umurku sudah menginjak 26 tahun ibuku membolehkan aku untuk pergi merantau ke kota dengan biaya yang sudah aku kompulkan. Namun, bisinis yang sudah aku rintis dengan bermodalkan hewan tingllan ayahku, bisnisku itu sekaran aku berikan kepada ibuku untuk mengurusnya selagi aku pergi ke kota.
Ketika aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke kota, ibuku memberikan wejangan-wejangan atau penganggan untuk aku pergi ke kota. Lalu disaat aku sedang dalam perjalanan untuk ke kota aku berjalan menelusuri jalan setepak untuk kejalan buatan pemerintah yang baru dibangun beberapa tahun belakang ini. Namun, jarak antara kampung aku dan jalan tersebut cukup jauh bisa dibilang membutuhkan waktu sekitar satu berjalan. Ketika dalam perjalanan menelusuri jalan setapak aku menemukan suatu peristiwa yang jarang sekali untuk dialami di dekat perbukitan ini, yaitu peristiwa begal yang ingin merampas uang dan makanan yang dibungkus oleh ibuku. Tetapi aku tidak takut akan gertakan tersebut karena diwaktu kecil kampung ku masih berbudaya dan beradat dan semasa kecil aku sering belajar mengaji dan ditambah dengan silat yang sangat terkenal se antero kampung ku. Kemudian aku mencoba mengertak balik kepada para begal untuk tak menganggu aku, lalu dia mencoba untuk meyerang, tanpa basa basi aku pun melancarkan gerakan silatku yang sudah aku pelajari kan. Singkat cerita aku lari setelah beberapa kali mencoba menyerang teryata dia sangat gigih untuk menggambil barang-barangku
Diperjalanan untuk kabur dari kejaran begal, aku pun melihat banyak sekalim orang yang menebang pohon sebarangan terlihat jelas banyak bekas potongan pohon. Namun, ada kabar saat aku mau pergi merantau bahwa akan dibangun infrastruktur jalan kekampungku dan teryata benar tapi aku menyanggi cara mereka merusak hutan yang membuat daerah ku tidak asri dan nature lagi seperti apa yang aku rasakan. Kemudian ketika aku sudah setengah jalan aku juga melihat banyak sekali bekas-bekas alat kontrasepsi di sepanjang jalan itu. Kemudian aku berfikir apakah ini sebuah kemajuan sebuah negara atau kampung agar terlihat adil bagi sebagaian orang, dan juga saya melihat dari perbuatan anak remaja sekarang kurang bermoral dan beradat seperti apa yang sering digaungkan oleh sebagian kampung dekat kampungku yaitu “adat basyandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang bermakna bahwa adat di kampungku adalah berdasarkan perintah oleh Tuhan. Namun, kurang penggamalanya dan dispertika jalan hampir sampai aku bertemu dengan salah satu nenek tua yang sedang membawa sekantong singkong untuk dijual di tepi jalan pembangunan pemerintah. Kemudian aku tolong dan ketika itupun aku menolong nenek itu dan ketika sampai dia pun memberikan petuah atau wejangan pula kepadaku tentang apa yang sudah aku pikirkan tadi, yaitu beliau berpesan “ jarang sekali ada anak seumuran dirimu yang menolong dan juga sopan seperti dirimu dizaman sekarang” seketika aku tersontak oleh ucapan nenek itu. Singkat cerita aku pun menunggu mobil lewat untuk pergi ke kota. Singkat cerita aku pun naik mobil dan berjalan menuju ke kota. Oh iya, disaat aku memutuskan untuk pergi ke kota aku tidak mempunyai orang yang akan saya temui ketika tiba di kota terebut. Singkat cerita aku pun sampai ke kota.
Jelej
BalasHapustypo tuh
HapusMantapps đź‘Ť
BalasHapus