Makna dibalik cerita Malin Kundang yang durhaka
Halo teman-teman. Apakah teman-teman sudah pernah mendengar kisah yang berjudul βMalin Kundangβ? kalau sudah apa yang terjadi kepada sang malin kundang tersebut, jika ada yang belum pernah atau mendengar cerita Malin Kundang. Maka saya akan ceritakan kembali. Cerita ini adalah cerita rakyat dari Indonesia loh, ada yang tau berasal dari mana ? ya cerita ini berada di Sumatra barat, daerah orang Minangkabau.
Cerita ini bermula di daerah bumi Minangkabau, daerah yang terkenal dengan masakannya yang disebut rumah makan Padang baik di Indonesia sampai ke mancanegara, selain terkenal dari makanannya orang Minangkabau juga terkenal dengan tradisi yang disebut dengan βMarantauβ, marantau ini biasanya dilakukan oleh lelaki Minangkabau yang sudah dewasa dan mandiri dan mungkin dari cerita ini teman-teman tau kenapa banyak orang Minangkabau pergi merantau. Lalu dari cerita ini teman-teman jaga orang tua kita yang sudah membesarkan kita Selanjutnya mari ceritanya. Pada suatu hari ada seorang ibu dengan seorang anak laki-laki semata wayang yang sangat dicintainya dan disayanginya, ibu sang anak laki-laki ini hidup berdua dengan si anak yang ditinggal ayahnya. Kemudian hidup dalam kesusahan dengan tekanan untuk mengisi perut dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Lalu pernah suatu hari malin kundang terkena penyakit yang membuat sang ibu sangat mengkhawatirkannya, sang ibu sangat menjaganya karena dia adalah anak semata wayang yang nanti akan dibanggkanya dan menjaganya nanti kelak diwaktu tuanya.
Kemudian berhari-hari telah terlewati malin pun mulai sembuh dan sehat, dan membuat sang ibu sangat senang dan semakin menyayanginya, disaat malin kundang sudah mencapai umur yang matang dan sudah bisa mandiri, maka malin kundang meminta restu untuk mengizinkannya untuk merantau demi memperbaiki kehidupannya yang akan datang, dan kebetulan beberapa hari sebelum malin kundang melihat kapal yang merapat ke pesisir daerah Minangkabau. Tetapi sebelum direstuinya malin kundang untuk pergi merantau terlihat dalam raut wajah ibu malin kundang sangat sedih karena akan ditinggalkan oleh anak semata wayangnya. Disaat kapal itu akan meninggalkan pesisir Minangkabau sang ibu berdoa sambil menangis agar sang anak sukses, baik dan selamat sampai tujuan, melihat anaknya berjuang untuk memerdekakan ekonomi sang ibu yang telah berjuang membersihkannya, kemudian setiap hari di pagi dan sore hari sang ibu selalu melihat ke laut apakah engkau disana baik-baik saja dan menangis menunggu untuk dia kembali ke kampung halamanya.
Sekian lama menunggu sang anak untuk pulang kampung dan ingin melihat bagaimana sang anak sekarang, namun di setiap kapal yang menepi di pesisir pantai tak pernah melihat dan memberikan jawaban bagaimana sang anak malin kundang diluar sana, dari sekian banyak pertanyaan dan keinginan untuk mengetahuinya keadaannya sekarang terpercik lah satu cahaya keberadaan malin kundang dari salah seorang anak buah kapal yang membawanya untuk merantau mengatakan bahwa keadaan malin kundang sudah sangat maju dia memiliki banyak kapal dan menjadi saudagar yang sangat kaca dan juga mempunyai istri yang cantik.
Karena ucapan seorang ABK kapal yang membawa malin kundang mengatakan hal baik terhadap malin kundang, maka semakin bersemangat sang ibu untuk selalu menanyakan keadaan dan melihat anaknya yang akan pulang. Di setiap waktu dari pagi dan sore sang ibu selalu melihat ke laut dan berdoa sambil menangis βkapankah engkau pulang anakkuβ, kemudian beberapa hari, bulan dan tahun berlalu keadaan si ibu pun semakin tua dan renta yang berjalan saja membungkuk, dan berselanya pergantian hari. Sang ibu melihat kapal dari kejauhan yang terlihat kapal itu sangat megah seperti kapal raja. Sang ibu pun berjalan sambil membungkuk menuju ke pinggir pantai demi melihat apakah yang datang ada anaknya dan seketika kapal menepi terlihat sepasang anak muda yang berpakaian sangat bagus menuruni kapal. Lalu berdetak hati si ibu bahwa yang datang adalah anaknya dan berusaha mendekat melewati kerumunan massa yang memadati agar bisa melihat lebih dekat bahwa itu adalah anakku, ketika sang ibu pun melihatnya bahwa memang benar itu anaknya maka sang ibu pun langsung memeluk sang anak yang datang, dengan ucapan β malin, malin, anakku, anakku sudah datangβ kemudian sang malin terkejut yang memeluknya adalah ibunya, tapi sang istri dari malin kundang terlihat meludah dengan kalimat βinikah ibumu, kau bilang ibumu sama derajatnya dengankuβ seketika itu malin pun melepaskan pelukkan dengan kata β aku bukan anakmu, pergilahβ ketika melihat itu sang ibu mencoba ingin memegang kakinya namun yang didapat tendangan dan sang ibu pun tersungkur ke pasir dan pingsan untuk beberapa waktu. Orang-orang yang melihat itu pun terasa sendu maka mereka pun membubarkan diri. Kemudian sang ibu bangun dari pingsan nya sang ibu melihat sekitarnya sepi dan beliau mencoba melihat ke laut, terlihat kapal dari malin kundang sudah menjauh dari laut. Lalu sang ibu mengadakan tangganya menghadap langit dan berdoa sambil menangis β ya tuhan kalau memang dia bukan anakku maka maafkan atas tindakanmu, dan jika itu anakku Malim kundang, aku mohon keadilanmu ya tuhanβ seketika dari langit berubah menjadi hitam dan terjadi badi kemudian kapal itu pun hancur oleh badi dan terseret ombak ke bibir pantai dan kemudian tubuhnya kaku dan membantu dan berubah menjadi batu baik itu kapal dan Malim kundang dan tamat.
Dari cerita malin kundang kita bisa mendapatkan kesimpulan bahwa kita seorang anak maka kalian akan tetap menjadi seorang anak disisi ibu dan ayahmu, dan janganlah jumawa terhadap apa yang kita dapat karena disetiap apa yang kita lakukan disana ada letak doa seorang ibu yang selalu mendoakan anaknya agar selalu selamat dan baik demi dirimu.
Halo. Kenalakan saya sedang belajar dan saya bermohon mari saling membangun dan yaa mohon kritik dan sarannya kali ini adalah hal baru dicoba sesuai dan tidak mohon maaf Kumpulan puisi dari Zi Secangkir kopi Secangkir kopi yang kutuangkan seduhan pertama lah terbaik pahit atau kecut aku tak tau hai sayang, kopi ini cukup ini saja jangan kau tumpahkan lagi airnya karena rasa pertama hanya dapat saat pertama lalu kuteguk semuanya dalam satu tegku lalu ku letakkan itu dengan sisa bekas kopi yang menyelimuti secangkir kopi PARA CENDIKIAWAN KATA DAN CENDIKIAWAN ADALAH SAMA PARA CENDIKIAWAN BAK DEWA DALAM DUNIA KATA DIBENAKNYA SEAKAN KATA-KATA TERSUSUN SEMPURNA DAN PARIPURNA JIKA BERUCAP BAK SANG DEWA YANG SIAP DIPUJA KATA BERNYAWA KATA BERMAKNA KATA BERIRAMA KATA BISA BERUBAH KARENA SANG PUJANGA SUDAH BERDOA KATA BISA GILA KARENA SANG CENDIKIAWANYA GILA TAK BISA DIRUBAH APALAGI DIPEGANG MEREKA HANYA MENGGUMBAR AURAT SANG KATA boleh dibantu kasih wejanganya dan jangan lupa follow instag...
ππ
BalasHapusterima kasih
HapusLah
BalasHapusmantap hyung,lanjutkanππ
BalasHapusKira2 si malin ini pergi merantaunya kapan dan berapa lama ya? Kok bisa sampe lupa gitu sama emaknya, terus warga sekitar gak ada yg kenal keluarga malin ini kah? Hmmm... good luck ya writer, nice π
BalasHapusterima kasih sudah memberikan komentar yang membangun kak
HapusAlur ceritanya menarik kak πππ
BalasHapusterima kasih kak
HapusKefen kak
BalasHapusMakasih kak
HapusMantaps π
BalasHapusMantaps π
BalasHapus