agar terlihat adil bagi sebagaian orang, dan juga saya melihat dari perbuatan anak remaja sekarang kurang bermoral dan beradat seperti apa yang sering digaungkan oleh sebagian kampung dekat kampungku yaitu “adat basyandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang bermakna bahwa adat di kampungku adalah berdasarkan perintah oleh Tuhan. Namun, kurang penggamalanya dan dispertika jalan hampir sampai aku bertemu dengan salah satu nenek tua yang sedang membawa sekantong singkong untuk dijual di tepi jalan pembangunan pemerintah. Kemudian aku tolong dan ketika itupun aku menolong nenek itu dan ketika sampai dia pun memberikan petuah atau wejangan pula kepadaku tentang apa yang sudah aku pikirkan tadi, yaitu beliau berpesan “ jarang sekali ada anak seumuran dirimu yang menolong dan juga sopan seperti dirimu dizaman sekarang” seketika aku tersontak oleh ucapan nenek itu. Singkat cerita aku pun menunggu mobil lewat untuk pergi ke kota. Singkat cerita aku pun naik mobil dan berjalan menuju ke kota. Oh iya, disaat aku memutuskan untuk pergi ke kota aku tidak mempunyai orang yang akan saya temui ketika tiba di kota terebut. Singkat cerita aku pun sampai ke kota.
Lalu aku pun binggung dan kemudian aku pun mencoba menulis sebuah surat kepada orang tua aku yang dikota karena aku belum punya smartphone dan walaupun aku punya smartphone di kampung aku pun tidak mempunyai listrik ataupun lampu di kota. Akupun berjalan mengitari terminal angkutan ersebut dan kemudian aku pun mencoba bertaya dan menemukan tempat tinggal kos pada saat itu dan disaat aku mau beli alat-alat mandi dan alat perlengkapan untuk melamar kerja. Setelah itu akupun mencoba menulis surat ke ibuku mengabari aku bahwa aku sudah sampai di kota. Lalu karena gerah akupun mandi di kos baru aku dapati itu.
Beberapa hari aku sudah lalui di kos tersebut namun belum mendapatkan pekerjaan maupun kegiatan yang positif yang aku temui di kehidupan kota. Di hari keesokanya aku bertemu dengan teman ku yang lama namun bukan yang menipuku, teryata dia juga pergi ke kota untuk menikmati bagaiman kehidupan dikota. Lambat laun teryata dia memberikan aku pengaruh buruk untuk berteman dan mengenal kehidupan gelap kota itu teryata, sampai-sampai akupun bermimpi bahwa aku bertemu ibuku di mimpi dan mengingatkan aku tentang wejangan-wejangan beliau terhadap aku di kota. Namun, aku seakan terbuai akan nikmatnya perkotaan walaupun beberapa hari ini aku tidak mendapatkan pekerjaan dan malahan aku mabuk-mabukkan, berdansa di club malam, sampai-sampai aku tidak tau bahwa aku sudah tidur di sebuah hotel dan bersama perempuan.
Tanpa basa-basi akupun pulang ke kos an aku dan menyesali hal-hal yang telah aku lalui. Namun, si teman bangsat ini malah mengatakan bahwa ”beginilah kehidupan perkotaan bung” dan kemudian aku mencoba keluar dari ruang lingkup tersebut dan akhirnya aku pun berganti ruang lingkup dan mungkin bertahan hanya sementara. Jadi di hari berikutnya uang yang telah diberikan ibuku sudah menipis, akupun tak mencoba memintak ibu mengirimkan uang tersebut ibu harus bisa makan enak di kampung karena beliau sudah terlau lama tidak merasakanya. Tiba-tiba air mata keluar dari mata ini menaggis apa yang telah terjadi. Singkat cerita aku pun mulai semangat mengubah hal negatif tersebut dan kemudian akupun sebuah pekerjaan yaitu sebagai juru masak di sebuah rumah makan di kota tersebut, ini pun juga sebuah kebiasaan di kampung bahwa seorang anak laki-laki hidup sendiri dan harus bisa mandiri dan harus mengikuti jalan Tuhan demi selamat di dunia. Lalu aku pun bekerja dan kemudian beberapa hari aku bekerja, ibu ku kenapa masih belum membalas surat yang aku kirim atau apakah ada yang terjadi kepada ibuku. Surat kedua pun aku kirimkan untuk mengabari bahwa aku sudah memeliki pekerjaan dan beberapa bulan berikutnya akupun mendapat gaji pertama aku dan si temen bangsat ini pun datang kembali dan mencoba mengangu aku kembali dan kemudian dengan mentah-mentah aku menolak ajakan dia untuk melakukan hal negatif lainya.
Komentar
Posting Komentar