Langsung ke konten utama

Syajarah

Privasi Manusia yang tidak Privasi

    Hai, Kenalin saya adalah Ucup. Saya adalah seorang mahasiswa yang ber tempat kuliah di salah satu kampus ternama yang ada di pulau Sumatra. Katanya dahulu adalah kampus yang saya kuliahi sekarang adalah salah satu kampus tertua dan juga terbesar. Hal itu menjadi salah satu hal terbaik  baik bagi saya yang introvert ini dikarenakan saya mau mengurangi ketergantungan saya dengan kesendirian masa lalu saya. Masa lalu itu lahh yang tak ingin saya ulangi, Hari ini adalah hari ke sekian kali saya pergi ke kampus dengan senang yang berharap hari ini sangat bahagia.      Namun, aku sangat ingin bahwa semua orang itu merasa individualis dikarekanan ke introvertan aku ini. Bayangan saya seperti lifestyle yang ada di jakarta yang serba apa-apa itu ngapain lo urus kehidupan saya apakah lo membayar kehidupan saya kan nggak. Hal itu lah yang menginginkan adanya orang-orang yang ngurusin hidup orang lain. Walaupun, bagi saya nggak semua hal yang kita lakukan itu tidak semuanya. hal ini memiliki b

Bapak Sosiologi (Auguste Comte ) 1798-1857 masehi

Do you know Auguste Comte ?


beginikah tampilan Auguste Comte  

Dari foto di atas apakah ini Auguste Comte ? jawabanya adalah iyaa

Seberapa tau kah kalian tentang Auguste Comte ini, jika kalian taunya ciman dari nama saya berarti kalian adalah orang suka akan tokoh-tokoh penting dunia, jika kaian suka sampai ke ide-idenya maka kalian suka berfikir seperti dia maka mungkin akan seperti dia menjadi seorang  Filsuf. Filsuf sendiri adalah ajaran yang membuat orang berpikir diluar batas dari pemikiran orang lain bukan batas kemampuan atau bisa dibilang filsuf adalah orang yang mencintai bijaksana.

    Auguste Comte memiliki nama asli yaitu Isidore Marie Auguste Francois Xavier  Comte  yang lahir di kediaman pingiran kota Prancis yang bernama Montpellier pada tahun 19 Januari 1798-5 September 1857. Semasa kecil dia mengahabiskan waktunya di tanah kelahiranya dan menlanjutkan di Ecole Polytechnique di Paris. Auguste Comte juga dikenal sebagai filsuf yang berliran Positivisme 
    
    Auguste Comte pun adalah seorang yang dijuluki sebagi bapak sosiologi karena dengan pemikiranya akan positivisme dan juga berawal dari se masa kecil pemikiran akan manusia dan bagaiman tingkah laku manusia itu sendiri terhadap kehidupan manusia itu sendiri. Karena pemikiranya yang dianutnya positivisme, Positivisme sendiri adalah pemikiran yang menitik beratkan kepada aliran itu kepada masalah empirik-verrivikasi atau bahasa kitanya adalah ilmu pengetahuan logika yang terbukti kebenaranya. 
    Hasil pemikiran yang dibawa leh Auguste Comte adalah 3 tahap peraturan 


    Dalam tahap ini manusia memilliki 3 tingkatan dan memiliki eranya sendiri. Pemikiran ini pun dan teman-teman bisa melihat bagaimana perkembagan manusia dalam gambar diatas dan pemicu pemikiran ini adalah pengalaman hidup yang dialami oleh Auguste Comte itu sendiri. Tetapi dalam beberapa literatur pemikiran Auguste Comte tidak terlalu tersorot sebagai pemikiran-pemikiran filsuf lain pada masanya  
    Auguste Comte ialah salah satu filsuf dunia yang terkenal akan pemikiranya terhadap manusia dan positivisme filosofi. Auguste Comte memiliki nama lengkap adalah Isidore Auguste Marie Xavier. Comte lahir di kota kecil Montpellier, sebuah kota di bagian barat daya kota Perancis. Pada tanggal 19 Januari 1798, Comte lahir dan besar di keluarga yang menengah keatas disana, Comte pun tumbuh besar disana dan kemudian berlanjut ke Ecole polytechnique di Prancis, pada saat bersekolah disana Comte mendapatkan pemahaman idealis republikanisme yang menggunakan filosofi proses.
    
    Selanjutnya Auguste Comte juga mendapatkan perkembangan pemahamanya terhadap pemikiranya dari kelaurganya yang mana Comte juga berasal dari keluarga yang menengah keatas, dan hal ini juga disebabkan penngaruh ekonominya di kelauarga menegah keatas pada keluarganya cukup banyak memiliki masalah. Comte sebagai seorang filsuf memiliki pemahaman yang disebut dengan positivisme sebagai landasanya dalam berfikir. 
    Positivisme ini berasal dari kata positif (faktual) atau pemikiran ini mengandalkan pemahamanya terhadap sesuatu yang terjadi di kehidupan sekitar kita itu berdasarkan panca indera kita sebagai manausia. Hal ini adalah hal yang sama jika dalam cara kerja sejarah zaman sekarang yang mengadanlkan berbagai masalah sebagai sebuah masalah yang harus diselesaikan dengan sebuah solusi.
    Jika di ibaratkan adalah permasalahan PKI di Indonesia pada tahun Indonesia merdeka dahulu terkenal sekali organisasi PKI sebagai Tri kekuasaan yang berada pada Indnesia pada saat itu, dan jika di tarik maju ke masa sekarang maka banyak berita yang mengatakan bahwa PKI bangkit lagi berawal dari cara salamnya dan lain sebagainya
    Tetapi walaupun seperti itu positivisme ini tidak bersifat metafisik atau teologi dan salah satu tokoh dari pemikiran ini adalah Auguste Comte. Sebagai Seorang pemikir ini ada beberapa karya yang penting dari pemikiran Auguste Comte dari berbagai bidang yaitu dari bidang ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi dan filssafat. Karya dari seorang Auguste Comte yaitu adalah hukum tiga tahap yang menjelaskan fenomena sosial. Hukum tiga tahap ini adalah hal yang terjadi atau timbul pada revolusi di Prancis kala itu dikarenakan pada sat itu sang raja yang otoriter. 
    Pemikiran Comte ini juga sebagai untuk mengubah manusia sebagai perbaikan terhadap kekacauan yang terjadi akibat ketertinasan oleh kaum bangsawan yang akibatnya menghancurkan masyarakat kecil. Hukum tiga tahap (the law of three  stages) yang adalah tahap teologis, kedua adalah tahap metafisika, dan tahap Positif

1. Tahap Teologi

Menurut Comte adalah tahap pertama dalam perkembangan pemikiran manusia bahwa ada sesuatu yang diluar jankauan yang memiliki kekuatan dan menguasai semuanya. Dalam tahap teologis ini pemikiran awal Comte terhadap pemikiran yaitu dimana ada benda yang memiliki suatu roh atau arwah yang diagungkan dan ini dinamakan Comte yaitu tahap fetisme. Dalam tahap ini memiliki contoh animisme dan dinamisme.

Lalu perkembangan pemikiran Comte pun juga menganggap bahwa ada kekuata yang berada di luar jangkauan yang memiliki kekuatan yang mengatur segala bidang manusia dengan beberapa yang mengaturnya. Pada tahap bisa dicontohkan seperti diceritakan sejarah Dewa-Dewa Nordik dan Yunani yang memiliki banyak dewa atau tuhanya. Hal ini adalah perkembangan atau kemajuan pemikiran manusia dalam hal ajaran dan kepercayaaan. Di Indonesiaa sendiri pemahaman ini atau pemikian ini pernah dipercayai oleh masyarakay Indonesia pada saat itu ketika masa sbelum penjajahan dan masa penjajahan terajadi

Pada tahap selanjutnya adalah politeisme yaitu adanya kepercayaan yang menyatakan bahwa tuhan itu satu dan itulah yang enjadi pengatur dan pengamat seluruh apa yang terjadi manusia dan dunia yang di buatnya yang bersifat monoteisme atau tunggal sebagai penguasa alam semesta.

Ketiga tahap yang memperlihatkan sistem kepercayaan manusia akan tuhan dan sebagainya, memiliki perkembangan yang awal dan tingkat akhir. Pada tahap fetisme dan juga pada tahap Politeisme adanya pemikiran akan tuhan yang sangat awam dan menurut penulis adalah primitif yang mana mmepercayai benda-benda dan tuhan yang banayak dalam mengatur semuanya.

Sedangkan pada tahap akhir yang mempercayai tuhan itu monoteisme atau tunggal yang menguassai semua alam semesta karena dia kuat adalah pemikiran akan tuhan pada manusia yang menuju ke moderatan sampai saat ini dan pada ruang lingkup dunia daerah-daerah yang masih mempercayai tahap awal dan menegah pada tahap ini cukup sedikit atau mungkin hampir punah, dikarenakan pengaruh agama-agama yang berasal dari langit (samawi)

 

2. Tahap Matafisika

Pada tahap kedua ini adalaha tahap dimana metafisika atau kejadian-kejadian pada masa lalu yang dipikir adalah kekuatan yang berasal pada tuhan atau kekuatan dari luar nalar manusia. Maka Metafisika mengakalinya atau dimasukkan kedalam tahap logika manusia yang sebenarnya sesuai dengan peryataan diatas bahwa adanya zat yang maha kuasa yang mengerakkan semuanya.

Pada tahap ini menurut Comte dalam metafisika tahap kedua adalah sebuah hal yang abstrak. Abstrak yang bagaimana yaitu pada pemikiran bahwa alam semesta memiliki kuasa dari tuhan Monoteisme dicarikan atau dilogika dengan akal sehat dan mmeberi nama dengan Abstrak. Maka timbullah pergeseran kepercayaan atau bisa dikategorikan sebagai kekurangan kepercayaan akan hal teologis yang berbau mistis.

Hal ini pun mempengaruhi pola pikir manusia pada zaman jika kita melihat pengetahuan-pengetahuan pada zaman sekarang dan dari teori ini pun. Banyak konflik yang terjadi antara kaum akademisi dan kaum teologis atau keagamaan. Hal ini pun penulis juga berasumsi bahwa sebenarnya hal yang ditemukan oleh Issac Newton dan ahli-ahli lainya adalah suatau pemberian nama pada hal-hal yang tidak bisa di jelaskan dengan penjabaran maka diabstraksilah hal-hal yang tidak dapat dijelaskan.

 Hal ini pun mmebuat penulis bertanya apakah hal ini cuman pemberian nama dengan hal-hal yang tidak dapat dijabarkan seperti cahaya, atom, luka, bahagia, dan hal-hal lainya dengan bentuk atau sumber yang menjelaskan itu dari selain manusia? Maka diperlukan lah teologis atau ajaran-ajaran yang berasal atau turun dari Tuhan yang berkonsep Monoteisme, jika dari tuhan yang banyak maka itu akan menimbulkan kebingungan pada manusia itu sendiri.

 

 

3. Tahap Positif

Pada akhirnya kita pada taap terakhir dari 3 hukum oleh Auguste Comte yaitu tahap Positif. Tahap Positif ini sesuai dengan pengertian Postitivsme yang dijabarkan diatas bahwa Positivisme adalah pemikiran yang menggandal kan panca indera manusia dalam menjabarkan pemikiran alam semesta.

Dalam tahap ini juga Auguste Comte sebagai pendiri Positivisme ini adalah suatu hal yanga mana dari dua tahap yang dijabarkan di atas bahwa teologis pada zaman sekarang sudah tidak diperhitungkan lagi dan itulah yang sebenarnya. Pada zaman sekarang di Indonesia sekarang maupun dunia.

 Comte juga mengatakan bahwa manusia juga membutuhkan abstraksinasi dari hal-hal yang yang dianggap ada kekuatan dari luar alam semesta. Comte pun mencoba membebaskan diri dari ketertutupan pemikiran untuk mendapatkan pemikiran yang begitu bebas yang mengharuskan empiris dan kritis.

Tetapi walaupun begitu Comte juga menginginkan teologis pada zaman sekrang sebagai penguat orang-orang atau bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini pun membuat Comte mengatakan secara tidak langsung bahwa Comte tidak membutuhkan “Agama Ketuhanan” melainkan membuat “Agama Baru“ sebagai tujuan penyatuan orang-orang kuat dengan satu tujuan.

Dengan agama baru ini pun diinginkan terbentuk sebagai media penyemangat, memotivasi, menibulkan ide baru, perasaan dan keimanan. Hal itu pun penulis anggap sebagai Agama Humanis yaitu agama yang bukan Tuhan adalah zat yang palin besar dan kuat tetapi Humanis (kemanusian ) itu sendiri

Keinginan Auguste Comte ini pun dianggap sebagai pembaruan dari zaman dahulu menjadi zaman baru dengan kemanusian pemuncaknya dalam tahap kekuatanya.

    Bagi penulis sendiri dari 3 tahapan hukum adalah suatu pemaparan Comte akan kemanusian bukan yang mana itu sendiri sebagai penolong yang langsung turun ke dia, dan juga hal ini adalah suatu ketidak percayaan Comte akan kekuatan tuhan dalam pengubahan pilihan dan jalan hidupnya. Dia menggantukan hal itu berdasarka pemikiran yang bebas dan kritis. Hal ini juga menurut penulis suatu hal yang tidak dapat dikatakan suatu pergerakan yang memnbuat suatu orang akan memiliki pemikiran dan prinsip yang bebas.

    Karena selayaknya manusia ada salah dan benar dan hal itu juga tidak boleh karena sebebas-bebasnya pemikiran dia akan salah jalan dalam memilih suatu tindakan atau pilihan jalan menuju suatu tujuan yang ingin dicapai agar tidak salah maka dibutuhkan kepercayaan akan ajaran tuhan. Tuhan tidak menyentuh langsung tapi memiliki kitab-kitab yang diturunkan pada orang yang menurut tuhan adalah pembaru dan pengerak.

Komentar

membacalah, karena kalau tidak menbaca seakan aku meninggal

KOTA dan DESA

Sekarang kita hidup di dua dunia yang berbeda yaitu dalam dunia perkampungan dan perkotaan. Perbedaan mendasar antara dunia itu ialah pola sosial bermasyarakat yang dan juga infrastruktur pendukung seperti jalan, internet dan mode transformasi. Jika kita bahas marilah kita bandingkan kota dan desa secara mendalam mari mulai dari pola sosialnya. Pola sosial masyarakat kota dan desa   Kita mengenal dua hal dari pola sosial yaitu homogen dan heterogen. Homogen itu adalah keadaan dimana sesuatu itu sama dalam ruang lingkup dan ras yang sama yaitu itu biasanya ditemui di pedesaan yang memiliki peraturan dan konsep sosial mengenal satu sama lain  bersama dalam menjalankan konsep kehidupan. Sedangkan Heterogen tersebut adalah kondisi dimana suatu konsep bersosialnya tidak saling mengenal dan memiliki beberapa peraturan pribadi yang bisa disebut privat dan konsep ini biasanya terasa di perkotaan. Dalam konsep tersebut bisa digambarkan bagaimana keterbukaan dan ketertutupan sosial. Dilihatkan d

Puisi Z

Halo. Kenalakan saya sedang belajar dan saya bermohon mari saling membangun dan yaa mohon kritik dan sarannya kali ini adalah hal baru dicoba sesuai dan tidak mohon maaf  Kumpulan puisi dari Zi Secangkir kopi Secangkir kopi yang kutuangkan seduhan pertama lah terbaik pahit atau kecut aku tak tau hai sayang, kopi ini cukup ini saja jangan kau tumpahkan lagi airnya karena rasa pertama hanya dapat saat pertama lalu kuteguk semuanya dalam satu tegku lalu ku letakkan itu dengan sisa bekas kopi yang menyelimuti secangkir kopi PARA CENDIKIAWAN KATA DAN CENDIKIAWAN ADALAH SAMA PARA CENDIKIAWAN BAK DEWA DALAM DUNIA KATA DIBENAKNYA SEAKAN KATA-KATA TERSUSUN SEMPURNA DAN PARIPURNA JIKA BERUCAP BAK SANG DEWA YANG SIAP DIPUJA KATA BERNYAWA KATA BERMAKNA KATA BERIRAMA KATA BISA BERUBAH KARENA SANG PUJANGA SUDAH BERDOA KATA BISA GILA KARENA SANG CENDIKIAWANYA GILA TAK BISA DIRUBAH APALAGI DIPEGANG MEREKA HANYA MENGGUMBAR AURAT SANG KATA boleh dibantu kasih wejanganya dan jangan lupa follow instagramn

Bayangin perang karena Dahan pohon ngak tuhh

    Halo. Kenalakan saya sedang belajar dan saya bermohon mari saling membangun dan yaa mohon kritik dan sarannya     kalian pernah kepikir ngak kalau pernah dalam catatan sejarah bahwa dua negara bertengkar karena masalah pohon. Hal ini pernah dialami oleh Korea Utara dan juga Korea Selatan. Tepatnya disalah satu jembatan yang membagi kedua belah wilayah Korea tersebut       seperti gambar diatas, bisa dilihat bahwa ini adalah salah satu jalan penghubung antara kedua belah pihak antara korea selatan dan utara. di tempat ini pernah akan terjadi sebuah perperangan antara Korea Utara dan juga Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Saat itu Kapten Bonifes pada tanggal 18 Agustus 1976, sangat bersemangat untuk memimpin pasukan Korea Selatan saat itu untuk menembang sebuah pohon yang menghambat penglihatan diperbatasan saat itu.       Pohon itu bernama pohon polar yang sangat tinggi sekitar 40 kaki di dekat jembatan sach'on (bridge of no return).  Jembatan Sach'on ini berada anatara

Apa Beda Orang "Lapau" dan Orang "Surau"

Halo. Kenalakan saya sedang belajar dan saya bermohon mari saling membangun dan yaa mohon kritik dan sarannya   1.  Politik orang lapau dan orang surau   Pada awalnya antara orang lapau dan orang surau adalah sebuah sebutan biasa dikalangan pada saat itu. Sebutan orang lapau ditujukan kepada masyarakat atau penduduk yang sering atau tempat duduknya itu di “lapau”. Sebutan “lapau” ini adalah adalah warung kopi dan berkumpul saling berdiskusi. Lalu, sebutan orang surauditujukan kepada masyarakat yang menimba ilmu di surau dan sering berkumpul di surau. Ditelisik kepada sejarah, orang Minangkabau terkenal atau budayanya sering Merantau kesana kesini. Alasan merantau tersebut bisa disebabkan ekonomi dan juga menimba ilmu dan pada masa lalu ilmu agama. Salah satu orang Minangkabau yang paling terkanal dan mendunia dibidang agama islam yaitu Syekh Minangkabawi beliau adalah salah satu orang diluar Mekkah yang menjadi Imam Masjid Masjidil Haram. Keseringan orang Minangkabau merantau maka ada

Cerita dibalik cerita Malin Kundang

 Makna dibalik cerita Malin Kundang yang durhaka  Halo teman-teman. Apakah teman-teman sudah pernah mendengar kisah yang berjudul “Malin Kundang”? kalau sudah apa yang terjadi kepada sang malin kundang tersebut, jika ada yang belum pernah atau mendengar cerita Malin Kundang. Maka saya akan ceritakan kembali. Cerita ini adalah cerita rakyat dari Indonesia loh, ada yang tau berasal dari mana ? ya cerita ini berada di Sumatra barat, daerah orang Minangkabau. Cerita ini bermula di daerah bumi Minangkabau, daerah yang terkenal dengan masakannya yang disebut rumah makan Padang baik di Indonesia sampai ke mancanegara, selain terkenal dari makanannya orang Minangkabau juga terkenal dengan tradisi yang disebut dengan “Marantau”, marantau ini biasanya dilakukan oleh lelaki Minangkabau yang sudah dewasa dan mandiri dan mungkin dari cerita ini teman-teman tau kenapa banyak orang Minangkabau pergi merantau. Lalu dari cerita ini teman-teman jaga orang tua kita yang sudah membesarkan kita Selanjutnya